 
                GoTo cetak laba sebelum pajak yang disesuaikan, pertama kali Rp62 miliar di Q3 2025 dan kerek panduan EBITDA disesuaikan jadi Rp1,8-1,9 triliun di 2025. Foto: dok. GoTo
Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menaikkan pedoman EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) yang disesuaikan tahun 2025. Dari Rp1,4 hingga 1,6 triliun menjadi Rp1,8 sampai 1,9 triliun untuk tahun ini.
Pencapaian GoTo tersebut, terjadi seiring dengan kepercayaan atas kemampuan perusahaan dalam mencatatkan pertumbuhan berkelanjutan.
Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, mengatakan perseroan terus mencatatkan pertumbuhan sekaligus meningkatkan profitabilitas sejalan dengan upaya mencapai visi menjadi platform teknologi kelas dunia yang digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Pada kuartal ketiga, perseroan mencatatkan tonggak sejarah baru dengan mencapai laba sebelum pajak yang disesuaikan untuk pertama kali sebesar Rp62 miliar.
“Melalui momentum ini, kami menaikkan panduan kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan setahun penuh kami menjadi antara Rp1,8 triliun hingga Rp1,9 triliun yang menegaskan kepercayaan terhadap kemampuan kami untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dan nilai jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan,” kata Patrick lewat keterangan resmi, Rabu 29 Oktober 2025.
Patrick menegaskan, fokus perseroan tetap jelas yaitu untuk memberikan solusi yang konsisten, menyenangkan dan hemat biaya bagi konsumen sembari memaksimalkan penghasilan mitra pengemudi dan mitra pedagang.
Berdasarkan siaran pers tersebut, GoTo memang berhasil mencatatkan laba sebelum pajak yang disesuaikan untuk pertama kali sebesar Rp62 miliar.
Laba sebelum pajak yang disesuaikan dihitung dengan menggunakan rugi periode berjalan sebagai dasar, kemudian ditambahkan kembali beban pajak penghasilan serta bagian kerugian bersih dari PT Tokopedia.
Secara kuartalan (Q3) atau 3 bulanan, pendapatan bersih GoTo mencapai Rp4,74 triliun, atau naik 21 persen secara tahunan (YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,93 triliun.
Sementara itu pendapatan bersih dalam 9 bulan juga naik 14 persen menjadi Rp13,30 triliun dari periode 9 bulan tahun sebelumnya sebesar Rp11,66 triliun.
EBITDA grup yang disesuaikan melesat 239 persen di Q3 2025 menjadi Rp516 miliar, dari sebelumnya Rp152 miliar.
Sementara dalam 9 bulan, EBITDA grup yang disesuaikan tercatat positif sebesar Rp1,34 triliun dari sebelumnya negatif EBITDA yang disesuaikan Rp79 miliar.
Dari sisi unit bisnis, on-demand service (ODS) lewat Gojek, pendapatan bersih secara kuartalan atau Q3 2025 naik 10 persen menjadi Rp3,21 triliun dari sebelumnya Rp2,90 triliun, sementara dalam 9 bulan, pendapatan bersih Gojek naik 18 persen menjadi Rp9,20 triliun dari sebelumnya Rp7,79 triliun.
Di sisi lain, pendapatan bersih unit bisnis fintech lewat GoTo Financial (GTF) melejit 55 persen menjadi Rp1,54 triliun dari sebelumnya Rp993 miliar.
Pendapatan GTF dalam 9 bulan juga melesat 71 persen menjadi Rp4,10 triliun dari sebelumnya Rp2,40 triliun.
Sementara itu, rugi periode berjalan mampu diturunkan menjadi Rp996,98 miliar atau dipangkas hingga 78 persen dari sebelumnya Rp4,54 triliun, untuk 9 bulan.
Hingga akhir September 2025, GoTo memiliki total aset Rp42,11 triliun, dengan sebaran nilai kas dan setara kas dan kas yang dibatasi penggunaannya mencapai Rp18,65 triliun. Adapun ekuitas tercatat sebesar Rp29,10 triliun.
GoTo Catat Rekor Kinerja Kuartal II 2025, ini Rinciannya
Sebelumnya, GoTo mencetak rekor kinerja pada kuartal II 2025, dengan Gross Transaction Value (GTV) inti Grup mencapai Rp89,8 triliun, tumbuh 43 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Total GTV Grup naik 26 persen menjadi Rp152,9 triliun, sementara pendapatan bersih meningkat 23 persen secara tahunan menjadi Rp4,3 triliun.
EBITDA yang disesuaikan berbalik positif sebesar Rp427 miliar, membaik Rp491 miliar dibanding kuartal II 2024.
EBITDA Grup juga positif selama tiga kuartal berturut-turut, mencapai Rp292 miliar, atau membaik Rp874 miliar secara tahunan.
Laba usaha untuk pertama kalinya mencatat positif Rp21 miliar, seiring penurunan rugi bersih 77 persen yoy menjadi Rp222 miliar. Arus kas dari aktivitas operasional yang disesuaikan tercatat positif Rp313 miliar.
Patrick Walujo mengatakan, pencapaian ini didorong strategi eksekusi yang konsisten.
“Investasi kami di infrastruktur teknologi, termasuk migrasi cloud dan pengembangan strategi AI, membuat kami lebih gesit menghadapi tantangan dan siap tumbuh ke depan,” ujarnya, melalui keterangan resmi yang dikutip Kamis, 14 Agustus 2025.
Direktur Keuangan GoTo, Simon Ho, menambahkan, bahwa EBITDA yang disesuaikan tertinggi dan arus kas operasi positif menunjukkan kekuatan model bisnis.
“Kami menerapkan disiplin keuangan yang ketat untuk menjaga profitabilitas sekaligus menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham,” ungkap Simon.
Dorongan Teknologi dan Inovasi
Pada kuartal ini, GoTo merampungkan migrasi sistem ke Alibaba Cloud dan Tencent Cloud yang diharapkan memangkas biaya cloud tahunan lebih dari 50 persen, sekaligus memastikan seluruh data tersimpan di infrastruktur berbasis Indonesia.
Perseroan juga meluncurkan model AI Sahabat-AI dengan 70 miliar parameter yang dilatih dan ditempatkan di Indonesia.
Model ini mampu beroperasi dalam Bahasa Indonesia, beberapa bahasa daerah, dan sejumlah bahasa internasional.
Selain itu, GoTo membentuk pusat teknologi baru di China untuk mempercepat peta jalan produk dan memperkuat kapabilitas rekayasa melalui alih pengetahuan.
Kinerja Segmen Fintech dan On-Demand
Segmen Financial Technology mencatat GTV inti Rp82,2 triliun, naik 46 persen yoy, dengan pendapatan bersih melonjak 76 persen menjadi Rp1,4 triliun.
EBITDA yang disesuaikan di segmen ini mencapai Rp88 miliar, membaik Rp256 miliar yoy, ditopang pertumbuhan bisnis pinjaman dan pembayaran.
Nilai buku pinjaman konsumen tumbuh 90 persen yoy menjadi Rp6,6 triliun.
Segmen On-Demand Services membukukan GTV Rp16,4 triliun, naik 9 persen yoy, dan pendapatan bersih Rp3,0 triliun.
EBITDA yang disesuaikan naik 264 persen menjadi Rp328 miliar, didorong layanan Mobility dan Delivery yang mencatat peningkatan margin empat kuartal beruntun.
Refrensi:

 
                                                         
                                                         
                                                         
                                                         
                                                         
                                                         
                                                        